MENGENANG PERJUANGAN KH. ABDURRAHMAN WAHID
DALAM RANGKA PERINGATAN HARLAH IPNU – IPPNU XXXI
DESA PEGIRIKAN
FESTIVAL BACA PUISI UNTUK KATEGORI UMUM
1. Lomba baca puisi ini diselenggarakan oleh PR. IPNU - IPPNU Desa Pegirikan dalam rangka peringatan Harlah IPNU – PPNU XXXI Desa Pegirikan Kec. Talang Kab. Tegal
2. Lomba ini diselenggaran pada hari Minggu tanggal 21 Maret 2010 bertempat di Gedung NU Desa Pegirikan Kec. Talang Kab. Tegal.
3. Kategori puisi untuk umum.
4. Peserta lomba adalah mereka yang telah mendaftarkan diri pada tempat-tempat pendaftaran dan sudah mendaftar ulang. Bagi peserta di luar Kabupaten / Kota Tegal dapat mendaftarkan pada hari H. sebelum pelaksanaan lomba dimulai, adapun registrasi sebesar Rp. 10.000,-
5. Peserta lomba membacakan puisi wajib dan puisi pilihan pada babak penyisihan dan membacakan puisi lainnya pada babak final.
6. Peserta lomba yang dipanggil 3X berturut-turut dan tidak maju akan dipanggil kembali di urutan terakhir, baik pada babak penyisihan maupun babak final.
7. Juri lomba adalah orang-orang yang sangat kompeten dibidangnya dan memberi penilaian secara independent.
8. Lomba ini memperebutkan Thropi, Piagam dan Uang pembinaan
PUISI WAJIB
Kalau aku orang dermawan karena Ayahku mengajarkan
Kalau aku jadi orang toleran, itu karena Ayahku yang menjadi panutan
Kalu aku jadi orang beriman, itu karena Ayahku yang menjadi imam
Kalau aku jadi orang rendah hati, itu karena Ayahku yang menginspirasi
Kalau aku jadi orang cinta kasih, itu karena Ayahku memberi tanpa pamrih
Kalau aku bikin puisi ini karena Ayahku yang rendah hati.
Karya :
Inayah Wahid
( Putri Bungsu KH. Abdurrahman Wahid )
PUISI-PUISI PILIHAN
BEGITULAH GUS
Karya : Julis Nur Husen
Dulu
ketika tuan seorang Presiden
Para raja disegala penjuru
mendengak takjub kepuncak monas
Dunia gembira datangnya kesatria
alam berbenah menyambut berkah
Ditepian istiqlal dzikir dan puji berserak sesak
Klenteng yang muram berjuta hari bangun berdiri
Disudut dalam negeri asap dupa menjunjung langit
Kuil mungil jadi riang bersiul centil
Tabur meruah do’a dan puji
Dulu …..
sekali waktu tuan seorang presiden
Semua hidup dalam drajat bermartabat
yang tertindih dan tersisih
Tersadar haru melihat kibar dwi warna
megah hingga kepuncak angan mereka
Kebhinekaan Indonesia
nyata tak bersekat warna
Ritual ibadah putih berkilau
dari ragam kitabnya
alangkah nikmatnya
Menjadi pelaku sah dinegri ini
Yang lahir dan tumbuh
oleh multi keberagaman beratus
tahun lalu
kini
setelah tuan disinggasana abadi
Semua orang mendadak repot kembali
mengenali jati diri negeri
Mengamati sepak terjang generasi
Mengawasi ulah para petinggi
Adigang adigung
Injak bawah kanan kiri
“ Akulah penguasa yang berkuasa untuk menguasai …..!
“ Akulah petinggi yang lihai mengendalikan situasi dengan senjata materi …..!
“ Akulah menteri pemilik segala didalam dan diluar negeri.
Menteri segala brokrasi modalku negosiasi dan koneksi
Dan pasti kubuang nurani …….!
Begitulah Gus Indonesia terkini
Tegal, 10 Januari 2010
SIAPA LAGI …..
Kara : Julis Nur Hussein
Ya robbi bil mustofa
Baligh maqaa shidanaa
Waghfir lanaa maa madlaa
Yaa wasi’al karomi
Berita lelayu atas engkau
Mencekik segenap detak tubuh
Angin barat dan timur beradu
Jadi huru hara sungkawa
Alam trsedu, bumi menghempar lesu
Air mata berguguran menyaksik dengar engkau berpulang
Gusti …….
Gelap jiwa, gelap rasa, gelap hati, gelap sanubari
Gelap …..Gelap ….terasa pekat gulita
Pekik baru dan kesedihan menghantam raga
Ditiap jengkal kaki melangkah
Menatap peti itu jasad engkau bersimpuh
Setiap itu pula air mata duka
Laillahaailallah, muhammadrro sulullah
Tuhan kau panggil yang terbaik bagi semua bangsa
Secepat itukah sang permata
Siapa lagi sang pengolok duka jadi tawa
Siapa lagi bapak bangsa yang akan kami puja
Huwal habiibulladzii
Turjaa syafaa’atuhu
Likulli hauliminal
Ahwalimuqtahami
Selamat jalan Gus ……
Do’a kami deras mengucur
Ke Arrasy Maha Tinggi dan Abadi
Tegal, 22 Januari 2010
ANAK –ANAK MATAHARI
( Buat Gusdur )
Karya : M. Mi’roj Adhika AS, SPd.I
Anak – anak matahari
Lahir dalam sunyi
Dalam asuhan embun pagi
Dan lindungan harum bunga – bunga di belukar
Ia terus saja tumbuh
Matahari menjaganya
Ia diajari air hidup merendah menyejukan semesta
Ia diajari telaga selalu suci dan sabar
Ia diajari hujan penuh rahmat dalam kehidupan
Ia diajari gunung tegar menghadapi tantangan
Ia diajari laut tentang menghadapi ombak atau pun topan
Ia diajari Guntur menggertak kedzoliman
Ia diajari banjir mengikis habis angkara murka
Ia diajari batu memilki sifat keras dan tegas pada
Kebenaran hakiki
Ia diajari alam semesta
Anak –anak matahari
Adalah air
Adalah api
Anak – anak matahari
Lahir dalam sunyi
Dalam asuhan embun pagi
Dan cahaya matahari
Pekiringan 1999
SEKETIKA
Karya : Julis Nur Husen
Seketika
Wajah – wajah meronta
Wajah – wajah tertekan
Wajah – wajah bimbang
Wajah – wajah gamang
Wajah – wajah itu terus meronta
Memutar bunga racu
Pada grnggaman jaman
Berpuluh tahun tersimpan
Dalam benak yang lacur mendalam
Seketika
Wajah – wajah berkencan
Wajah – wajah tegang
Wajah – wajah muram
Wajah – wajah penuh kedengkian
Wajah – wajah it uterus berloncatan
Mencairkan keras dendam
Pada telaga dada
Yang berkemas dalam peti
Beraneka luka diterbanya pada keramaian
Yang berpesta pora
Mengoyak tubuh orde pada bangunan
Bersejarah bangsa
Seketika
Wajah – wajah termangu
Desing bingung
Terbakar ketakutan
Dibekat ngeri dan kesakitan
Tubuh siapa tercabik remuk
Jadi lautan asap dan telaga air mata
Tubuh siapa itu tertunduk lesu
Di pinggir sejarah
Ah …..! Apa yang kita dapat hingga kini..?
Bogor, 30 April 1997
RISALAH
Karya : Apito Lahire
7 lapis langit terbuka
Dibuka 77 milyar kekuatan do’a
Dari ruh gemuruh riuh
Sebelum pergi tak pernah kau mintakan itu semua
Tapi langit bersalam padamu
Jiwa teraniaya ikut mendo’akanmu
Aku jadi paham makna kesejatianmu
Manusia memang harus berbeda untuk bertemu
Bukan demi berpisah
Maka ringan saja sukmamu melenting disela – sela awanyang berdzikir juga untukmu
Naik meleset
Menujun Allah yang tidak pernah memperbedakan perbedaan
Yang tidak mungkin juga bertanya
Dari partai mana asalmu ? yang hasil muktamar apa munaslub ?
Yang benderany berwrna atua buram ?
Yang kemarin menang atau kalah perhitungan ?
Mak selamatlah engkau
Menemani Allah, mengakrabi Allah
Bermanja – manja dengan Allah
Biar kami yang disini menguji diri
Apakah bisa menegakan Cinta kasuh – Mu
Allah ……..
20 Januari 2010
Informasi lebih lanjut hubungi Afif Rozak (087830219213)